KG MM

SMK Negeri 2 Manado

Rabu, 29 Maret 2017

Resume Modul E KP 4 : Merancang Produksi Film Pendek



Kegiatan Pembelajaran 4: Merancang Produksi Film Pendek


Uraian Materi

Pada kegiatan belajar ini akan diberikan contoh perancangan sebuah film pendek berbentuk film animasi dan film pendek fiksi.

 

1. Film Pendek Animasi.

Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Umbara, 2013):

1.   Studi Eksisting
Studi Eksisting dimaksudkan untuk memperdalam ide dan konsep dari video pembelajaran ini, karena itu dilakukan kajian terhadap beberapa karya film-film yang ada, misalnya:


Tabel 4.1 Karya Film
Film
Uraian
My Little Pony Tail Friends
Human version
Ceritanya sangat menghibur, pemilihan warna dan gambarnya cocok untuk anak-anak, karena memakai banyak warna.
Little Nemo in Slumberland
Animasi komik strip "Little Nemo in
Slumberland" merupakan potongan cerita dari film animasi itu sendiri dan animasi bergaya komik strip nya menarik.


2.   Analisis data
Pada film pendek ini, digunakan contoh “Cerita rakyat Leungli”.

Berikut merupakan analisa tokoh dalam cerita cerita rakyat Leungli.
a.      Si Bungsu Rarang
Si bungsu adalah anak yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sedangkan kakak-kakaknya adalah gadis yang pemalas, sombong, angkuh, dan pendengki. Ke enam kakak-kakaknya yang pemalas selalu menyuruh si bungsu mengerjakan banyak pekerjaan rumah, mulai dari mencuci, memasak, membersihkan rumah, hampir semuanya dikerjakan si bungsu seorang diri.
b.      Leungli
Seekor Ikan mas teman si Bungsu. Ikan ajaib yang bisa berbicara danselalu menghibur si bungsu.

Konflik dalam cerita rakyat ini hanya satu, yaitu konflik antara si bungsu Rarang dengan ke-enam Kakaknya.

Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi film pendek ini sebagai berikut:
·      Pra Produksi
1.    Ide dan Konsep Cerita
Ide berawal karena ingin mengenalkan cerita rakyat yang mulai terlupakan oleh generasi baru. Cerita rakyat "Leungli" sendiri pernah ditayangkan, namun dikemas dalam bentuk live shot.

2.    Sinopsis
Pada zaman dahulu kala di sebuah desa hiduplah tujuh orang saudara yatim-piatu.Sifat kakak-kakaknya dan sifat gadis bungsu sangat bertolak belakang. Si bungsu adalah anak yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sedangkan kakak-kakaknya adalah gadis yang pemalas, sombong, angkuh, dan pendengki. Ke enam kakak-kakaknya yang pemalas selalu menyuruh si bungsu mengerjakan banyak pekerjaan rumah, mulai dari mencuci, memasak, membersihkan rumah, hampir semuanya dikerjakan si bungsu seorang diri...

3.    Karakter Animasi
Pada film ini terdapat beberapa karakter yang digunakan, yaitu:
Si Bungsu Rarang dan Leungli, kemudian karakter antagonis seperti kakak-kakak Rarang dan yang terakhir adalah karakter figuran seperti sang pangeran.
a.               Si Bungsu Rarang
      Si bungsu adalah anak yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati.

b.               Leungli
     Seekor Ikan mas teman si Bungsu. Ikan ajaib yang bisa berbicara dan selalu 
     menghibur  si bungsu.
c.             
                     Kakak-kakak Rarang
      Sifat kakak-kakaknya adalah gadis yang pemalas, sombong, angkuh, dan pendengki.

d.                Pangeran
      Pangeran putra mahkota penasaran dengan pohon ajaib yang tumbuh di                    
      belakangrumah Rarang. Karena mendengar kisah tentang Leungli, sang 
      pangeran  
      kagum akan Rarang.

4.    Story board
Langkah berikutnya setelah pembuatan desain karakter yaitu pembuatan storyboard.Storyboard merupakan visualisasi cerita dalam bentuk thumbnail. Pembuatan storyboard mempermudah pemahaman akan cerita dan tiap scene pada animasi.

Langkah selanjutnya adalah membuat skenario. Meskipun sebenarnya dalam membuat animasi skenario tidak terlalu dibutuhkan, namun di sini skenario dibuat agar membantu para pengisi suara agar lebih memahami suara yang akan dibawakan. Berikut contoh skenario "Rarang dan Leungli".


·      Produksi
Pada proses produksi, hal yang dilakukan yaitu perekaman suara serta pembuatan animasi. Perekaman suara dilakukan sebelum pembuatan animasi dengan scenario sebagai acuannya. Proses pembuatan animasi dilakukan dengan teknik frame by frame,yaitu menggambar adegan per adegan dan juga dengan menggunakan pose-pose sebagai titik tengah.

·      Pasca Produksi
Langkah terakhir dalam pembuatan film animasi yaitu langkah dalam proses pasca produksi. Dalam pasca produksi, yang dilakukan yaitu penambahan background music, serta Editing . Penambahan background music sangat penting untuk pendukung suasana dalam tiap scene animasi. Editing  merupakan proses penyatuan tiap scene animasi, juga menyatukan dengan background music dan hasil dubbing.

2. Produksi Film Pendek Secara Umum

Dalam kegiatan ini, pembuatan film pendek dilakukan untuk film dengan jenis fiksi, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tahapan adalah sebagai berikut:

·      Jadwal Produksi film
Setelah semua scene telah di-breakdown, dimulai kegiatan memisahkan scene berdasarkan pemain, waktu, dan lokasi untuk membuat jadwal shooting. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

1.     Kumpulkan adegan berdasarkan lokasi (location set), carilah adegan dengan lokasi yang sama, utamakan pilih yang terjauh terlebih dahulu.
2.      Setelah mendapatkan urutan sesuai lokasi, pisahkan masing-masing urutan adegan bagian luar dan dalam ruangan (INT/EXT) dan juga pisahkan adegan siang dan malam (D/N)
3.      Dahulukan adegan di luar ruangan, adegan siang hari, dan adegan yang membutuhkan banyak pemain.


·      Budget Breakdown/Anggaran
Estimasi budget untuk pembuatan film dapat dilihat melalui script breakdown dan shooting schedule yang telah disusun.
o   Waktu dan lokasi shooting film dapat di lihat pada shooting schedule
o   Jumlah pemain & figuran yang akan dipakai dapat dilihat melalui kolom cast dan extras
o   Jenis busana dan make-up yang akan dipakai pemain dapat dilihat di kolom wardrobe dan makeup.


·      Penggunaan Clapperboard
Clapperboard atau film slate merupakan alat berbentuk papan terbuat dari kayu ataupun akrilik yang digunakan untuk menginformasikan dan mengidentifikasikan data adegan yang diperlukan untuk Editing  film. Dengan adanya alat tersebut proses penyelerasan atau sinkronisasi antara gambar dengan suara bisa dilakukan dengan benar dan mudah, yaitu dengan mencocokan suara “clap” dan gerakan pada stockshot.

Clapperboard digunakan ketika proses pengambilan gambar dan suara dalam produksi film. Disetiap awal merekam adegan, clapperboard yang telah ditulis di tempatkan di depan kamera, difilmkan secara singkat yang diiringi dengan pernyataan dari kru film tentang detail adegan yang akan diambil kemudian mengatupkan clapstick setelah ada aba aba “Camera rolling….action..!!!” dari sutradara.


 Adapun data /informasi yang biasa di tulis dalam clapperboard antara lain:

Scene              : nomor adegan yang tertera pada scenario
Take                : menunjukan jumlah take yang sudah diambil
Sound              : menunjukan apakah adegan yang sedang digarap menggunakan sound atau tidak
Prod.               : untuk menampilkan nama production house dan judul film
Dir                   : nama sutradara
Date                : tanggal shooting
Camera           : nama penata kamera
Int dan Ext       : edegan dilakukan di luar ruangan atau di dalam ruangan
D/N                  : adegan dilakukan saat siang atau malam

Penemu pertama storyboard adalah Leon M.Leon (1903-1998). Pada perkembangannya clapperboard digital ditemukan oleh Mathew L. Davies.

3. Langkah Membuat Film Pendek

Dalam membuat film pendek tidaklah sulit dan mahal. Membuat film pendek yang sederhana hanya membutuhkan biaya kaset dan biaya riset. Namun hal yang paling kuat sebelum membuat film pendek, film pendek harus mempunyai ide cerita yang bisa berkembang dan berkelanjutan (Afdhilla, 2013).

Langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.    Riset Awal
Kita cari tahu dulu tentang latar belakang yang ingin dibuat film.

2.    Siapkan Peralatan
Perlengkapan yang diperlukan adalah handycam atau kamera video apa pun beserta baterai dan charger.

3.    Riset Lapangan
Waktu sampai di tempat tujuan, kegiatan yang harus dilakukan adalah riset yang lebih mendalam dari riset awal yang sudah dilakukan di rumah.

4.    Buat Alur Cerita Kasar
Tentukan siapa saja yang mau diangkat sebagai tokoh dalam film.

5.    Buat Sinopsis
Sinopsis merupakan cerita singkat tentang seperti apa film yang dibuat.

6.    Syuting atau Pengambilan Gambar
Dari hasil riset, sudah diketahui di mana saja dan kapan saja orang-orang yang ingin diwawancara berada.

8.    Mengedit Film
Mulai capture hasil rekaman yang sudah dipilih sebelumnya ke dalam komputer menggunakan program Editing  yang biasa digunakan.

9.    Musik Latar atau “Soundtrack”
Tambahkan musik latar yang sesuai, jangan menggunakan musik dengan seenaknya. Sebisa mungkin buat musik sendiri atau minta teman yang pandai membuat musik untuk membuatkan musik untuk film.

10.  Koreksi warna atau “color correction”
Masukkan opening title (pilih judul yang bagus dan bisa menggambarkan keseluruhan film), tambahkan credit title, mixing suara, wrap.

KESIMPULAN :
  • Untuk merancang produksi sebuah film maka ada 4 pilar utama yang harus diperhatikan. Pilar tersebut yaitu: latar belakang pembuatan film, riset khusus yang dilakukan, proses membangun karater yang modern, pengaruh /adaptasi. 
  • Dalam membuat film pendek tidaklah sulit dan mahal. Membuat film pendek yang sederhana hanya membutuhkan biaya kaset dan biaya riset. Namun hal yang paling kuat sebelum membuat film pendek harus mempunyai ide cerita yang nanti bisa berkembang dan berkelanjutan. 
  • Dalam membuat film pendek, terdapat 10 jurus memproduksi film pendek yaitu:riset awal, siapkan peralatan, riset lapangan, buat alur cerita kasar, buatlah sinopsis, syuting atau pengambilan gambar, buat alur cerita final, mengedit film, musik latar atau “soundtrack”, terakhir, koreksi warna atau “color correction”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar